Samarinda – Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (F-PKS) menolak kenaikan harga BBM dan meminta pemerintah untuk meninjau kembali kenaikan harga tersebut.
F-PKS menilai kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) belum tepat ditengah sejumlah persoalan yang sempat berdampak besar bagi perekonomian negara salah satunya mengenai pandemi Covid-19.
“Kami dari fraksi PKS menolak dengan keras karena alasannya pemerintah belum tepat untuk menaikkan bbm karena kita baru saja keluar dari covid masih ada sisa sisanya,” Ketua F-PKS, Ali Hamdi, Senin, 5 September 2022.Dia memaparkan, selain BBM, sebelumnya harga minyak goreng sempat melonjak, dan berpengaruh pada psikologis masyarakat dan lagi-lagi kembali mendapat kabar tentang kenaikan BBM.
Untuk diketahui kenaikan BBM mulai dari dari jenis Pertalite yang semula Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter, Solar Subsidi dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter dan Pertamax mulai dari Rp 12.500 per liter menjadi Rp 14.500 per liter.
Bagi Ali kenaikan harga BBM akan terimbas pada sejumlah sektor yang berkaitan seperti kenaikan harga sembako salah satunya lantaran biaya akomodasi yang juga dengan otomatis meningkat.
“Imbas dari naiknya BBM ini yang berbahaya, karena akan diikuti dengan naiknya harga harga lainnya,” kata dia. (Nina/ADV/DPRD Kaltim)