Kalimantan Timur – Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), dikenal dengan kekayaan kuliner khas lokalnya, kini berfokus pada pelestarian dua makanan legendaris khas Kutai: Nasi Bekepor dan Gence Ruan. Dinas Pariwisata Provinsi Kaltim menekankan pentingnya melestarikan kedua makanan ini di era modern, di tengah pesatnya perkembangan makanan kekinian.
Kepala Bidang Pengembangan Ekonomi Kreatif Dispar Kaltim, Awang Khalik, menegaskan bahwa Nasi Bekepor dan Gence Ruan sangat digemari oleh masyarakat Kaltim, khususnya di Samarinda dan Tenggarong. “Dua makanan khas itu, sangat digemari oleh masyarakat Kaltim. Itu makanan khas sini yang digemari masyarakat, khususnya Samarinda dan Tenggarong,” kata Awang.
Awang menjelaskan bahwa Nasi Bekepor, makanan tradisional dari suku Kutai, dibuat dengan rempah-rempah seperti serai, laos, daun jeruk, jahe, dan daun salam, dicampur dengan santan dan beras biasa. Cara memasaknya unik, menggunakan kenceng (tempat masak) dan dimasak dengan bara api yang kecil. Nasi Bekepor biasanya disajikan dengan sayur asam Kutai, sambar raja rupa-rupa, hingga sanga cabe salai.
Selain Nasi Bekepor, Awang juga mendorong pelestarian makanan khas Gence Ruan, yang terbuat dari ikan haruan, ikan air tawar endemik Sungai Mahakam. Ikan ini, yang bisa tumbuh hingga 1 meter, dimasak dengan cara dibakar atau digoreng, lalu disiram dengan tumisan sambal bertekstur kasar dari bawang merah, bawang putih, cabe, dan rempah lainnya, menghasilkan cita rasa pedas, asam, dan manis. Gence Ruan biasanya disajikan bersama nasi putih dan tumis sayur.
“Dulu Gence Ruan ini hanya dihidangkan untuk Kerajaan Kutai saja. Namun sekarang bisa dinikmati semua kalangan. Kami juga sering menjumpainya pada saat kegiatan beseprah, di Festival Erau Kukar,” ungkap Awang.
Awang menginginkan agar kedua makanan khas Kutai ini terus dilestarikan dan menjadi makanan andalan bagi masyarakat Kaltim. “Makanan khas daerah jangan kalah sama makanan kekinian. Genre Ruan dan Nasi Bekepor ini memiliki karakter yang sangat kuat, sebagai representasi makanan khas Kaltim,” terangnya.
Pelestarian kuliner khas ini tidak hanya penting untuk mempertahankan identitas budaya lokal, tetapi juga untuk menambah daya tarik wisata kuliner di Kaltim. Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya melestarikan warisan kuliner lokal di tengah arus globalisasi dan modernisasi.