Kutai Barat, – Dalam suasana meriah, Taman Budaya Sendawar (TBS) di Kutai Barat menjadi saksi perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-24 kabupaten ini, yang kali ini diwarnai dengan parade unik yang memperlihatkan potensi daerah dari seluruh kecamatan di wilayah tersebut.
Sebanyak 16 kecamatan di Kutai Barat berpartisipasi dalam acara ini, masing-masing menampilkan keunggulan dan kekhasan mereka. Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang perayaan tetapi juga sebagai platform untuk memperlihatkan keragaman dan kekayaan budaya serta potensi ekonomi yang dimiliki oleh Kutai Barat.
Salah satu sorotan utama dalam parade ini adalah penampilan dari Kecamatan Siluq Ngurai. Kepala camat Siluq Ngurai, Bartolomeus Djukuw, membagikan kebanggaannya atas salah satu potensi daerah yang mereka miliki, yaitu batik Sulang Tumpar. “Salah satu yang kita tampilkan adalah motif batik Sulang Tumpar, batik ini juga sudah mempunyai Hak Kekayaan Intelektual (HAKI),” ungkap Bartolomeus.
Kecamatan Siluq Ngurai memang dikenal akan komitmennya dalam melindungi hak kekayaan intelektual, khususnya di bidang kerajinan dan motif daerah. Tercatat, ada beberapa karya wastra seperti Tenun Doyo, Kriong, Sarut, dan yang terbaru adalah Sulam Tumpar, yang telah dilindungi oleh HAKI.
Selain menonjolkan kekayaan budaya, perayaan HUT ini juga menjadi momentum refleksi bagi pemerintahan daerah. Bartolomeus Djukuw mengharapkan agar pemerintahan di Kutai Barat dapat terus mengalami peningkatan di masa depan. “Harapannya semoga sistem pemerintahan dapat memperoleh peningkatan kedepannya,” harapnya.
Perayaan HUT Kutai Barat merupakan event tahunan yang selalu dinantikan. Melalui perayaan ini, Kutai Barat tidak hanya mengenang hari kelahirannya, tetapi juga menunjukkan kepaduannya sebagai kabupaten yang kaya akan budaya dan potensi daerah. Dengan keberagaman kecamatan seperti Barong Tongkok, Melak, dan banyak lagi, Kutai Barat terus menegaskan posisinya sebagai kabupaten yang beragam dan dinamis di Kalimantan.