Jakarta, terasnegeri.com – Plt Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Nizam menuturkan bahwa disrupsi yang ada di dunia pendidikan semakin pesat.
Nizam berpendapat perguruan tinggi perlu keluar dari zona nyaman agar dapat selalu melakukan inovasi dan berkreasi.
“Perlu keluar dari zona nyaman,” tutur Nizam.
“Selain itu perguruan tinggi perlu mendisrupsi diri agar tetap relevan dan eksis,” imbuhnya.
Menurutnya, perguruan tinggi perlu mendisrupsi diri agar dapat ikut mewarnai perubahan dan bukan ditinggal oleh perubahan.
Pada acara Top Executive University Gathering Batch 2 di Surabaya, hal tersebut dituturkan oleh Nizam.
Acara tersebut diadakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek dan Dewan Pendidikan Tinggi (DPT), Kamis (23/2/2023).
Perguruan tinggi diminta Nizam agar berfokus pada sarjana yang akan dihasilkan. Selain itu, perlu adanya kolaborasi dengan semua pemangku kepentingan.
Kunci penting yang harus dilaksanakan untuk membangun perguruan tinggi menurut Nizam, dilansir dari tribunnews.com, adalah sebagai berikut :
Pertama, leadership di seluruh level terlebih pada PTN BH dan PTS agar diberikan otonomi yang luas, kuat, dan penuh.
Setiap tata kelola organisasi harus dihadirkan ekonomi dan akuntabilitas.
Kedua, ownership atau rasa memiliki dari semua sivitas akademika. Hal ini berhubungan langsung dengan hidup mati maupun maju mundur dari perguruan tinggi tersebut.
Perguruan tinggi juga perlu bertransformasi supaya mampu mengikuti perubahan.
Selain itu, jiwa entrepreneurship harus dimiliki pada tiap level.
Entrepreneurship tak selalu diartikan dengan membuat suatu usaha. Akan tetapi kemampuan untuk melihat peluang serta menangkap peluang yang ada.
Resources yang ada di perguruan tinggi juga perlu diefesiensikan
Akselerasi perubahan diharapkan dapat lebih cepat melalui efesiensi resource yang tepat.
Terakhir, kreativitas dan kolaborasi juga diperlukan di perguruan tinggi baik tingkat nasional maupun internasional.
“Ini bisa menjadi titik tolak untuk bisa melompat lebih cepat lagi karena pengembangan kualitas dan inovasi perguruan tinggi itu never ending process,” ucapnya.
Mendikbudristek Nadiem Makarim mewanti-wanti para mahasiswa saat mereka lulus nantinya akan menghadapi tantangan yang jauh lebih kompleks.
“Semua hal ini menuntut perubahan besar dalam dunia pendidikan tinggi yang selama 3 tahun terakhir sudah kita perjuangkan bersama dengan Merdeka Belajar Kampus Merdeka,” tutur Nadiem.
Dalam kegiatan Top Executive University Gathering hadir berbagai narasumber diantaranya yaitu :
- Rektor Universitas Indonesia Prof. Ari Kuncoro
- Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember Prof. Mochamad Ashari
- Rektor Universitas Airlangga Prof. Mohammad Nasih
- Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember Periode 2015–2019 Prof. Joni Hermana.
- Rektor Institut Pertanian Bogor Periode 2007–2012 dan 2012–2017 Prof. Herry Suhardiyanto
- Prof. Kadarsah Suryadi Rektor Institut Teknologi Bandung Periode 2015-2020.