Pendiri usaha selada hidroponik (Kebon Urung Hulu Farm) yakni pemuda kelahiran Muara Muntai bernama Syahrian telah sukses menjalani usahanya tersebut dan kali ini membagikan kisah awal berdiri usaha tersebut yang berlokasi di Jln. Gunung Sentul, Tenggarong. Ia mengenang terkait awal mulanya usahanya itu berdiri secara badan hukum uranghulu farm pada awal tahun 2023, dimana usaha selada ia geluti sejak pertengahan tahun 2022.
“Awalnya dari usaha selada ini hanya sekedar tester, tapi kok usai dijalani dan ditekuni ternyata banyak sekali potensi khususnya di hidroponik apalagi untuk jenis sayur selada potensi, terutama untuk daerah perkotaan karena daerah kota ini kan memang urban yang emang lagi butuh penggerak apalagi di sektor pertanian khususnya untuk kaum muda,” kata Syahrian.
Dinamakan “Urang Hulu” diakui Syahrian karena ia dibesar di desa Muara Muntai yang berada di penghuluan/ pedalaman dan disana populer dengan sektor pertanian pada waktu itu. Namun, lambat laun peminat menjadi Petani malah kurang dan hilang sampai sekarang. Akhirnya itulah yang membuat Syahrian memutuskan untuk merantau ke Tenggarong dan disinilah ia menunjukkan kalau Urang hulu itu bisa bertani dan tidak hanya sekedar orangtua yang menggeluti profesi tersebut, tapi kaum muda juga masih ada yang bisa bikin lahan pertanian di perkotaan khususnya di Tenggarong.
Hal ini bukan perkara muda untuk Syahrian yang dimana sebagai perantau dan memulai usaha sebagai petani. Tantangan utama baginya masalah modal.
“Tantangan utama saya itu dalam usaha selada yakni pengeluaran modal karena orang kalau memulai usaha kan pasti selalu bicara untung. Gimana cara bisa untung dengan perbanyak penanaman, tapi terkadang mereka malah gak mikir untuk cara melempar/mendistribusikan/pemasaran selada saat panen,” kata Syahrian.
Diketahui kalau kebunnya ini menggunakan hidroponik dengan sistem eroponik dimana sudah gunakan teknologi modern dengan menggunakan pipa, talang air, sedangkan penggunaan konvensional lebih terfokus pada tanah, polybag. Adapun setidaknya ada 2 penanaman yang mempengaruhi dari kualitas rasa selada tersebut kalau selada manis, maka menggunakan metode budidaya dan menggunakan teknik hidroponik.
Syahrian menjelaskan terkait pemasaran yang mana dijual ke pasar dan toko frozen food. Namun, ia masih belum berani untuk merambah ke Supermarket.
“Terkait pemasaran produk selada kami itu yang jelas ke pasar dan toko frozen food, namun untuk masuk ke Supermarket itu kami belum berani karena kami memikirkan terkait produksi selada itu sendiri, karena untuk 1 toko saja diperlukan sekitar 25.000 lubang dan kalau diecer ke tempat lain susah juga perputarannya dan kasian nantinya pelanggan tetap kami,” jelasnya.
Berdasarkan keterangannya terkait area lapak kebun selada Urang Hulu Farm yakni sekitar 15 x 25 cm dan akan diperluas lagi pada mendatang. Harapan pendiri usaha selada hidroponik ini nantinya kalau UMKM selada bakal dibuat komunitas dan didata dari Dinas Pertanian atau Penyuluh agar bisa terjun ke lapangan karena petani selada itu berkembang pesat secara mandiri tanpa adanya bantuan Pemerintah.
Terutama, adanya tagline Pemerintah yang mau swesambada Pangan. Hal ini jadi kempatan untuk tunjukan potensi selada.
“Harapan saya untuk UMKM selada di buatkan komunitas dan didata dari Dinas Pertanian atau penyuluhnya bisa langsung terjun kelapangan karna rata-rata petani selada itu memang berkembang sendiri/mandiri tanpa ada bantuan pemerintah. Apalagi adanya tagline pemerintah sekarang mau swesambada pangan. Hal ini jadi satu kesempatan kita sebagai anak-anak muda menunjukkan potensi selada kami yang luas tolong dibantu pemerintah, “pungkasnya.***