Terasnegeri.com- Belum semua wilayah di Kaltim dapat merasakan adanya listrik. Sebab, wilayah tersebut terisolir. Maka dari itu, banyak opsi dari beberapa pihak untuk memakai tenaga surya, karena dianggap paling relevan.
Daya mampu pasok pada sistem interkoneksi Kalimantan, mencapai 1.703,6 megawatt yang didukung energi batu bara. Namun, beban puncak hanya 1.283,9 megawatt. Artinya, terdapat sisa cadangan 419,7 megawatt. Meski begitu, data di Dinas ESDM Kaltim, pada awal 2023 dari total desa 1038, masih ada 187 desa yang belum berlistrik. Rata-rata desa-desa yang belum terlalu listrik adalah wilayah yang terisolir. Adapun opsi dari anggota DPRD Kaltim Muhammad Samsun, yakni, menghadirkan energi baru terbarukan (EBT) dengan tenaga surya.
Menurut Samsun menghadirkan EBT dengan tenaga surya menjadi opsi yang paling memungkinkan di Kaltim. Caranya bisa dengan membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) komunal.
Solusi dari desa-desa yang belum teraliri listrik bisa dengan mendirikan PLTS komunal. Hal tersebut perlu didukung oleh Pemprov Kaltim.
“Desa-desa yang memang tidak terjangkau aliran listrik, bisa solusinya dengan memberikan PLTS komunal seperti itu, dan itu bukan hanya tanggung jawab pemkab, kalau bisa didukung juga oleh pemprov,” ungkapnya.
(Ama/Advertorial/DPRD Kaltim)